Ditolak Kompas? Bikin Sendiri Aja..

Selamat datang di babak baru stand up comedy Indonesia.

Tahap di mana semua komika tanpa terkecuali dapat berdiri sama tinggi dalam satu panggung tawa Indonesia.

Inilah masa “desentralisasi tawa” di mana tiap daerah pun memiliki kuasa tawanya masing-masing. Tanpa admirasi berlebih pada perhelatan stand up comedy nasional.

Sebuah babak kesetaraan yang membuat dikotomi komik Metro – Kompas, komik lokal – nasional, layaknya joke kodian yang hanya membuat kita gatal untuk berkata,“Bitch, please…”

Tapi, karena saya belum menyiapkan materi, saya akan menggunakan istilah komik lokal – nasional itu. Sekedar untuk memudahkan.

Menjadi cita-cita setiap komik agar bisa tampil di televisi nasional. Mengikuti audisi, menjadi peserta di berbagai lomba, atau datang di open mic kota-kota lain. Namun, apa mau dikata. Upaya menasionalisasi komik lokal Magelang ini belum sesuai harapan. Setidaknya untuk saat ini.

Karena itu, kami berbenah. Kembali melihat titik lemah maupun potensi keunggulan kami. Dalam keterbatasan, kami justru dapat kembali fokus. Hingga kami melihat tenaga-tenaga dalam jiwa kami yang tadinya tertutup nafsu untuk segera menasional.

Aliran chi kami terbuka.

Bang Gilang sebagai pendiri komunitas stand up comedy Magelang. Dengan ambisi dan kreasinya mampu menghasilkan konsep-konsep mini show yang hanya ada satu-satunya di dunia.

Bang Wenwen selaku ketua komunitas mampu menjelaskan visi komunitas dan tekun menyinergikan potensi komika yang terus bersemangat.

Bang Berto selaku mantan ketua yang kini sudah menikah.

Para anggota komunitas yang terus berkarya dengan caranya masing-masing. Para penikmat tawa yang terus hadir meski performa kami tak selalu sempurna.

Munculah bintang-bintang baru. AgusDedy, Tidar, Rosi, Michael, Masna, Fadil, Jeje. Lahirlah Tapok Kecu, Just Amma, DTJC, ABeGe, LOTR, THR, Stand up Nite.

Mulailah berdatangan gigs dari Magelang maupun luar ndeso kami. Mengalirlah ekspresi kegelisahan komika lewat berbagai medium tawa. Ada yang fokus menjadi selebtwit galau-koplak. Ada yang mengkreasi video laiknya Bayu Skak. Ada pula yang berteater, menulis, nge-blog, atau pun membuat radio show komedi meski sederhana.

Dukungan dari komunitas-komunitas lain menguat. Kami juga berterima kasih pada Rainbow Cake band atas bantuannya.

Karena kami percaya dengan keindahan gubuk tawa kami, kami terus berkarya. Belum sempurna memang. Tapi setiap hari, kami menguatkan diri.

Anda kagum? Jangan. Karena saya pun heran (pake “heran” supaya terdengar seperti komika),”Kok bisa?” Padahal banyak di antara mereka yang sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Jumlah pelajar yang aktif di komunitas pun makin banyak.

Semakin mereka sibuk dengan dunia mereka masing-masing, semakin mereka ingin kembali ke komunitas. “Rasanya kurang kalau belum kumpul komik.” Kalau Anda pernah menonton film Fight Club, pasti paham. Semua anggota komunitas punya kesibukan masing-masing, tapi mereka selalu ketagihan untuk berkumpul di Fight Club. Entah untuk bertarung atau sekedar bersorak sorai. Kami bersyukur Tuhan menularkan spirit FAIGKK! itu pada komunitas kami.

Oya, ada kelakar dari kawan kami di grup FB,”Ga ditelepon Kompas TV? Ya bikin sendiri.”

Ya, kami seperti jomblo yang ditolak. Sempat sedih, tapi kami lekas move on. Berbahagia dengan kesendirian. Kami bangga dengan ke-ndeso-an kami. Lalu tanpa kami sadari, kami menjadi pemuda single ndeso tapi berkualitas yang menarik banyak gadis.

Cara pandang kami berubah. Kami tetap semangat menasional. Kami tetap ingin lolos audisi, menjadi juara lomba-lomba, disorot media. Tapi tidak dalam kacamata orang desa minder yang baru pede kalo bisa naklukkin kota.

Kami komunitas ndeso yang percaya diri. Yang mengunjungi kota hanya untuk bersenang-senang dan berbelanja pengalaman. Karena, kami pun bisa tertawa dengan bahagia di ndeso kami sendiri.

Untuk kawan-kawan kutho, nasional, internasional, atau sesame (sesama. Damn autocorrect) ndeso yang selo, silakan datang ke ndeso kami. Mari mencicipi tawa khas ndeso kami, yang tidak akan Anda dapatkan, selain dari kami. 🙂

Dengan segala kerendahan hati, kami mengundang kamu untuk meramaikan perhelatan sederhana kami, KOMIKA TERAKHIR.

Kamu, iya kamu.

Itu lho, yang ngintipin kamu dari balik pundak dari tadi….

NB: Dapatkan info terupdate seputar Komika Terakhir dengan kembali blog ini. Karena blog ini akan diupdate SETIAP HARI! Ya, setiap hari! Dan, pengunjung yang beruntung akan mendapat hadiah pulsa senilai 50 ribu dengan rajin menulis komentar. So, be ready! Bookmark and open StandUpComedyMagelang.WordPress.com daily!

Hell No… It’s just a joke.

5 pemikiran pada “Ditolak Kompas? Bikin Sendiri Aja..

  1. karena setiap jalur komika berbeda2, dan pasti punya jalannya masing2 untuk dapat mengepresikan kegelisahan mereka dengan media stand up comedy…
    bagi saya inovasi2 dalam komunitas seperti ini sangat menarik! dan wajib dimiliki oleh komunitas SUC di tempat lain…
    semangat untuk para komika Magelang terus berjuang dan pantang menyerah!!! kita tunggu suara kegelisahan hatimu di panggung SUC nasional atau bahkan internasional

    Suka

Tinggalkan komentar